Hembusan asap kesekian kalinya mengepul dari kawah Puncak Gunung Slamet yang menjadikan meningkatnya status Gunung Slamet, Jateng (11/3) |
Kabut tebal masih menghalangi pemantauan visual terhadap aktivitas Gunung Slamet, Selasa, 11 Maret 2014. "Hari ini kami mengandalkan pemantauan lewat seismograf (alat pengukur dan pencatat pergerakan tanah)," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sudrajat. (Gunung Slamet Waspada, Hujan Abu Mulai Turun)
Gunung Slamet adalah gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung berapi di Jawa Tengah itu berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Banyumas, dan Purbalingga. Pos Pengamatan Gambuhan adalah satu-satunya pos pengamatan Gunung Slamet.
Pos Gambuhan berada di ketinggian 1.000 mdpl, sekitar 5 kilometer di utara Gunung Slamet. Adapun jarak dari puncak Gunung Slamet melalui perjalanan darat sekitar 10 kilometer. Sudrajat mengatakan, sejak sepekan terakhir, gempa embusan Gunung Slamet meningkat jadi 200-300 kali per hari. "Normalnya hanya 50 kali per hari," ujar Sudrajat. (Gunung Slamet Waspada, Tercatat 450 Gempa)
Gempa embusan hanya tercatat di seismograf, tidak dirasakan warga sekitar. Dari pengamatan visual pada Senin petang hingga Selasa dinihari, Gunung Slamet tiga kali meletuskan asap dengan ketinggian sekitar 800-1.000 meter dari kawah. Senin, pukul 21.00, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Slamet dari normal menjadi waspada.
Kepala Kepolisian Sektor Pulosari Ajun Komisaris Mezi mengatakan letusan asap kedua terjadi pada Senin pukul 20.06. "Letusan kedua itu menyebabkan kaca Pos Gambuhan bergetar," kata Mezi yang turut memantau aktivitas Gunung Slamet sejak Senin petang. Menurut Mezi, getaran serupa juga dirasakan warga yang bermukim sekitar 10 kilometer dari puncak Gunung Slamet.
Satu jam berselang, masih kata Mezi, terjadi letusan asap ketiga. Namun letusan terakhir itu tidak sampai menggetarkan kaca Pos Gambuhan. "Tapi suara letusannya terdengar seperti mercon," kata Mezi. Hingga Selasa pukul 14.00, belum terpantau adanya letusan asap dari Gunung Slamet.
Sumber : www.tempo.co