Kondisi tersebut sangat mempengaruhi pergerakan pasar finansial yang  terus terguncang-guncang hingga menjelang akhir tahun. Beberapa cara  investasi cara lama dinilai sudah tidak bisa berlaku lagi di tengah  kondisi ini. Bagaimana anda bisa bertahan di masa penuh ketidakpastian  ekonomi global seperti sekarang ini?
Berikut ini adalah 20 cara baru untuk memproteksi investasi anda sekaligus membangun kekayaan Anda seperti dikutip dari Forbes, Senin (21/11/2011).
1. Beli dan Tahan Portofolio Sesuai Risiko
Zaman sekarang, jika anda membeli saham atau obligasi dan berencana  menahannya kalau bisa selama mungkin bisa menjadi sangat berbahaya pada  investasi itu. Strategi beli dan tahan hanya berjalan baik jika pasar  terus bergerak ke atas dalam jangka waktu yang cukup lama. Tapi  sebenarnya cara ini sudah tidak efektif sejak sepuluh tahun ini.
“Anda harus menjadi penjelajah hutan ketimbang jadi pejalan kaki di  trotoar,” kata Ekonom Gary Shilling. Terus monitor portofolio anda dan  bersiaplah menjual saham yang sudah masuk tren melemah, lalu pindah ke  saham yang siap menguat.
2. Diversifikasi Investasi Tidak akan Menyelamatkan Anda
Saat krisis di Oktober 2007 hingga Maret 2009 yang sangat  menghancurkan seluruh pasar saham di dunia, Indeks S&P 500 terjun  bebas lebih dari 57%. Tak satu pun sektor atau industri yang mampu  bertahan atas serangan itu. Warren Buffett pernah mengatakan :  “Diversifikasi adalah proteksi kepada investasi anda, ini sangat masuk  akal bagi mereka yang benar-benar mengerti.” Anda Warren Buffett atau  bukan? Boleh saja mendiversifikasi, tapi ingat, terlalu banyak investasi  di sektor yang berbeda tidak akan memberikan proteksi maksimal.
3. Price/ Earning yang Rendah Sebanding dengan Hasil Investasi
Banyak broker dan analis memburu saham-saham dengan price/earning  yang masih di bawah rata-rata dan nilai buku. Cara yang terlalu  mengikuti ‘panduan buku’ ini terbukti malah menjadi jebakan saat krisis  finansial, saat kekeringan likuiditas menghancurkan nilai aset dan laba.  Bahkan, sampai sekarang saham-saham murah yang dulu hancur belum bisa  bangkit kembali
4. Pajak Adalah Kunci Berinvestasi
Dengan perhitungan profesional anda bisa mendapatkan keuntungan  bersih sekitar 6% per tahun, adanya pengembalian pajak di salah satu  instrumen investasi bisa menghasilkan perbedaan yang cukup besar.  Siapkan strategi, pisahkan obligasi yang bakal terkena pajak dari  instrumen investasi jangka pendek dan dana pensiun. Tahan saham-saham  jangka panjang yang akan terkena pajak untuk menutupi kekurangan yang  didapat dari saham-saham jangka pendek yang bebas pajak.
5. Ambil Keuntungan dari Volatilitas
Volatilitas pasar tidak akan benar-benar hilang. Volatilitas  pasar-pasar saham di dunia sudah meningkat hampir dua kali lipat sejak  pertengahan tahun 2000. Sebagai contoh, di tahun 2011 ini indeks the  S&P 500 sudah naik-turun lebih dari satu persen dalam 75  perdagangan. Manfaatkan volatilitas ini untuk meraup untung. Salah satu  cara yang bisa dilakukan adalah cari kesempatan beli ketika indeks  berada di bawah.
6. Awasi Gerak-gerik Politisi
Era baru di masa penuh ketidakpastian sudah hadir. Berita-berita dan  kejadian politik kini lebih mempengaruhi pergerakan indeks ketimbang  faktor-faktor fundamental, seperti perolehan laba emiten. Sebagai  contoh, pada awal Agutus 2011 lalu, banyak saham blue chip  berfundamental baik tiba-tiba anjlok saat pelaku pasar menanti keputusan  rapat kongres AS mengenai masalah gagal bayar. Faktor fundamental masih  memegang peranan penting, tapi perhatikan juga pergerakan para  politisi.
7. Perhatikan Biaya Investasi, Jangan Terlalu Boros
Biaya dan nilai investasi yang besar mendorong imbal hasil yang  tinggi secara jangka panjang. Akan tetapi, penelitian terbaru atas  pertumbuhan finansial oleh DAL Investment Co menunjukkan besar tidaknya  nilai investasi tidak bisa menjadi prediksi imbal hasilnya. Bagaimana  dengan komisi broker? Tingginya kompetisi mendorong komisi tersebut  turun dengan sendirinya. Jadi, hindari komisi yang tinggi dan  pengeluaran yang tidak perlu. Jika anda bukan investor yang pasif, maka  jangan biarkan biaya yang tinggi mengganggu rencana investasi anda.
8. Tak Perlu Menunggu Lama Untuk Meraup Laba Hasil Investasi
Beberapa tahun lalu, hanya saham-saham yang sudah ‘matang’ yang bisa  menghasilkan dividen tinggi, atau obligasi yang sudah ‘pensiun’. Saat  ini, dengan selisih bunga yang tipis antara keuntungan dan tingkat  inflasi, ada beberapa instrumen yang bisa memberikan hasil 5% lebih  banyak. Penelitian membuktikan, secara jangka panjang para pemberi  dividen berkinerja jauh lebih baik ketimbang saham non-dividen, dan  lebih stabil juga.
9. Berinvestasi dengan Target, Jangan Melawan Indeks
Anda mungkin sering mendengar saham-saham yang berkinerja jauh lebih  tinggi ketimbang indeks bursa tersebut. Ini biasanya digunakan menarik  anda kepada saham-saham berjenis serupa dengan jaminan akan imbal hasil  yang tinggi. Namun, ada baiknya berkonsentrasi ke target yang spesifik  ketimbang harus melampaui kinerja indeks saham gabungan. Target ini  mirip dengan tujuan hidup, seperti memilih tempat kuliah atau kapan anda  akan pensiun.
10. Kembangkan Jaringan untuk Ide-ide Baru
Manaajer investasi yang baik adalah yang bisa menggabungkan riset dan  pembelian saham dengan baik. Internet memberikan konektifitas yang baik  antara keduanya. Sering-seringlah membuka laman web profesional seperti  LinkedIn hingga laporan mendalam soal investasi di Value Investors  Club. Selain itu, ada ValueForum.com, sebuah forum yang hampir tiap hari  membicarakan soal imbal hasil dan sektor-sektor investasi..
11. Atur Kembali Penasihat Keuangan Anda
Daripada memberikan ongkos penasihat keuangan yang biasanya satu  persen per aset tiap tahun, anda bisa meminta untuk nasihat sekali  jalan. Bayarlah sekitar US$ 250-400 per jam untuk meninjau kembali  seluruh portofolio investasi anda lengkap dengan tujuan investasi  berikutnya, juga kemungkinan-kemungkinan jika ada perubahan situasi.  Setelah itu, jelajahi internet dan banyaklah belajar mengenai investasi.  Anda akan sadar bahwa terlalu banyak uang yang telah dikeluarkan untuk  penasihat keuangan anda.
12. Tetapkan Batas Jual Sebelum Beli
Banyak nasihat mengenai investasi yang intinya membantu anda memberi  gambaran mengenai apa dan kapan harus beli. Tetapi ada yang lebih  penting di tengah situasi yang serba fluktuatif ini, yaitu tahu kapan  harus jual. Editor American Association Individual Investors Journal  Charles Rotblut menganjurkan anda punya batas jual, bahkan sebelum  lakukan aksi beli. Batas ini menghindari risiko saat terjadi panik jual  ataupun merugi terlalu dalam.
13. Mengekor Investor yang Lebih Lihai
Tidak ada salahnya jika anda meniru cara-cara berinvestasi investor  maupun ‘orang dalam’ di sebuah perusahaan yang sekiranya terpercaya.  Investor profesional banyak melakukan hal ini. Anda bisa mengecek siapa  saja pemilik di saham-saham unggulan. Pergerakan mereka bisa  diperhatikan untuk diikuti ke saham-saham mana saja mereka masuk dan  mereka lepas. Laman seperti www.marketfolly.com, www.gurufocus.com dan  www.insiderscore.com punya update soal pelaku hedging dan pergerakan  orang dalam alias insider.
14. Jadilah Analis Riset Online
Semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjadi investor yang lebih  baik hanya tinggal satu ‘klik’ saja. Banyak broker dan perusahaan  investasi menawarkan edukasi investor dan kebutuhan riset secara online.  Situs lain seperti Ycharts.com, Trefis.com, Finviz.com, Stockcharts.com  dan Riskgrades.com, memberikan analisis yang biasa digunakan para  profesional.
15. Masuk ke Valas untuk Melebarkan Sayap Investasi
Saat ini sudah ada sekitar 1.100 perusahaan investasi yang bermain di  bursa valas dengan dana kelolaan lebih dari US$ 1 triliun. Tidak  semuanya bagus untuk anda, namun cara ini cukup terjangkau untuk  melebarkan sayap investasi. Mereka juga biasanya memberikan akses luas  ke nilai tukar asing, komoditas, dan pasar saham luar negeri, seperti  Swiss franc, Brazil dan Turki.
16. Selalu Pegang Uang Tunai Dengan Jumlah yang Cukup
Salah satu pelajaran berharga dari krisis tahun 2007-2009 lalu adalah  sulitnya mencairkan dana anda sendiri saat pasar sedan jatuh. Jika anda  ingin tidur nyenyak tiap malam, lupakan sejenak keuntungan margin dan  siapkan uang tunai dalam genggaman anda. Dari yang biasa hanya 10% dari  kekayaan anda, tidak ada salahnya jika dinaikkan hingga 40%.
17. Tidak Ada Salahnya Mengejar Performa
Banyak orang bilang salah besar jika berinvestasi hanya karena  melihat performa masa lalu. Namun, ahli investasi Dan Wiener menemukan  bahwa sejak tahun 1981 jika anda sudah berinvestasi pada saham yang  tahun sebelumnya naik cukup tinggi, maka bisa memberikan imbal hasil  lebih dari 16,4% dibandingkan kenaikan pasar saham yang hanya 11%
18. Cari Pertumbuhan di Pasar Global
Amerika Serikat (AS) mungkin akan mengalami perlambatan ekonomi dalam  waktu yang cukup lama. Jika adan ingin mengejar keuntungan, maka ada  baiknya berinvestasi di pasar yang sedang tumbuh seperti Brazil dan  China. Jangan bergantung pada saham-saham perusahaan multinasional tapi  sebenarnya hanya ditransaksikan oleh pemain domestik. Cara yang paling  mudah berinvestasi di pasar modal berkembang yang masih seksi adalah  memakai e-broker juga situs riset seperti ETFchannel.com.
19. Jangan Buru-buru Jual, Masuklah Saat Pasar Turun
Daripada anda mencairkan dana, sebaiknya anda masuk saat pasar saham  jatuh, saat orang lain melakukan aksi jual yang tidak masuk akal, tapi  dengan hasil riset yang matang. Investor asal California Bob Matteucci  memborong saham Nordstrom tepat saat krisis finansial yang waktu itu  harganya hanay US$ 8. “Ini seperti berlian yang siap dipungut, kata  Matteucci. “Hidup ini bukan menunggu badai berlalu, tetapi bagaimana  caranya belajar berdansa di tengah hujan,” katanya.
20. Jangan Terlalu Lama Pegang Obligasi
Memegang obligasi dalam waktu yang lama atau menunggunya sampai  ‘matang’ biasanya dilakukan untuk melawan perubahan tingkat suku bunga.  Ahli Investasi Fixed Income Richard Lehmann tidak sepakat dengan saran  tersebut, karena tingkat suku bunga saat ini tidak terlalu tinggi. “Ini  bukan kurva imbal hasil yang normal, dan anda tidak perlu melindungi  diri anda,” kata Lehmann. Sebaiknya cari penggerak investasi lainnya.  (Sumber: Detik.com
 
 
 
 
 
 
 
