Warung Bebas

Tuesday, July 3, 2012

Sejarah Linux





Pada tanggal 26 Desember 1969 di helsinki, finlandia lahirlah seorang anak jenius yang diberi nama Linus Benedict Torvalds. Bakatnya dibidang komputer mulai terlihat ketika ia menginjak usia 10 tahun. Pada saat itu, linus menjadi asisten kakeknya yang merupakan seorang profesor statistik di universitas helsinki. Linus mempelajari program dasar pemrograman dari buku manual komputer kakeknya Commodore VIC-20 (ini nama komputernya lho, bukan nama kakeknya). Seiring berjalannya waktu linus pun akhirnya diterima kuliah di Universitas Helsinki jurusan ilmu komputer.

Setalah mendapatkan plajaran tentang UNIX dan pemrograman C, linus membeli PC pertamanya. Pada masanya terdapat sistem operasi yang terkenal dan sangat menarik minatnya yaitu UNIX. Sayangnya sistem operasi yang dikontrol oleh perusahaan AT&T itu sangatlah mahal, dan source codenya sudah tidak lagi tersedia secara bebas. Sebagai altrnatif, Linus kemudian mencoba sistem operasi MINIX yang merupakan tiruan sederhana dari sistem operasi UNIX.



MINIX dibuat oleh Dr. Andrew Tanenbaum untuk mengajar mahasiswanya tentang cara kerja internal sistem operasi. Tanenbaum adalah seorang ahli komputer yang teman nongkrongnya adalah para perancang sistem UNIX dan pengarang bahasa C. Sebagai alat pengajaran, Tanenbaum tidak ingin MINIX tumbuh menjadi terlalu rumit, sehingga ia sering kali menolak permintaan untuk menambah fitur dan fungsi. Source code MINIX sendiri tersedia di buku dan disket yang dapat dibeli, akan tetapi hak distribusi dan penggandaannya dikendalikan oleh penerbit buku Prentice Hall.

Kurangnya fitur dan kebijakan source code MINIX yang "lihat boleh, obok-obok jangan" membuat linus frustasi. Terinspirasi oleh buku Tanenbaum, ia lalu terdorong untuk membuat sistem operasi baru yang serupa dengan MINIX, namun tidak memiliki keterbatasan fitur ataupun hak penggandaan. Ambisi Linus ditambah dengan kejeniusannya memang akhirnya benar-benar menghasilkan sesuatu, yaitu sebuah inti sistem operasi (kernel) bernama Linux (akronim dari Linus MINIX) yang bisa digunakan walaupun mempunyai kemampuan yang masih sangat terbatas.

Tindakan selanjutnya dari Linus adalah mengirimkan email yang mengharapkan kerjasama komunitas. Tidak disangka, pesan dari Linus ini mendapatkan respon dan tanggapan yang sangat luar biasa, yang bahkan tidak pernah terpikirkan oleh Linus sendiri. Programmer-programmer yang hebat saling bahu membahu mengembangkan kernel sistem operasi baru rintisannya sampai menjadi sebuah sistem operasi yang siap digunakan.

Sampai sekarang programmer-programmer dari berbagai komunitas bergotong royong bahu membahu untuk mengembangkan sistem operasi ini, sehingga tidak heran jika sekarang terdapat banyak sekali distro-distro Linux yang beredar. Sistem Operasi Linux sangatlah beragam. Ada yang gratis ada yang berbayar, ada yang untuk pengguna advanced namun banyak juga untuk yang pemula. Satu hal yang pasti adalah komunitas-komunitas ini semakin besar sehingga pengembangannya pun berjalan kearah yang lebih baik, bahkan saat ini sebagian dari distro-distro Linux sudah mampu bersaing dengan sistem operasi berbayar.

0 comments em “Sejarah Linux”

Post a Comment

 

Indahnya Berbagi Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger