berhubung di indonesia prevelensi penyakit ini banyak jadi ini dulu yang saya mulai
Ada seorang mahasiswi usia 21 tahun datang berobat ke dokter mengeluh 7  hari terasa demam,terutama di sore-malam hari, nyeri  kepala,pusing,perasaan tidak enak di  perut,mual,muntah,kembung,diare.Sudah diobati dengan obat amoxcicilin  dan ibuprofen(anjuran temannya) tetapi tidak ada perubahan dan penderita  belum pernah sakit seperti ini.
2 minggu yang lalu penderita makan di warteg.Dari pemeriksaan fisik di  dapatkan keadaan umum pucat,gelisah,sobat badan 39 derajat celcius,  tekanan darah 110/70 mmHg,nadi 90x/menit dan pada mulut terlihat lidah  kotor di tengan,tepi dan ujung merah dan tremor.pemeriksaan perit  didapatkan hati membesar.
jawabannya 

1. Mengapa demam terutama disore dan malam hari?
Pada orang normal,irama sirkadian sangat mempengaruhi laju metabolisme tubuh,sehingga terjadi peningkatan sobat,pada pagi hari.
Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam,volume 2,edisi 13
Demam terjadi di sore hingga malam hari karena pada waktu  tersebutmetabolisme tubuh telah menurun, sehingga sobat tubuh ikut  menurun. Akibatnya, tubuhmengkompensasi set point ³palsu´ yang di set  oleh bakteri dengan mekanisme demam. Sedangkanmenggigil adalah salah  satu mekanisme termogenesis dalam usaha meningkatkan sobat. Pada  umumnyamenggigil terjadi pada demam yang suhunya jauh dari nilai normal.
Sumber : Buku ajar IPD FKUI
2. Pengertian demam
Demam adalah peningkatan sobat tubuh diatas normal. Bila diukur dengan  termometer rektal > 380C ( 100,40F ), bila pada oral > 37,80C, dan  pada axilla > 37,20C ( 990F ).
Sumber : Mansjoer, Arif., et all. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
• sobat normal: 36,5-37,2 C
• subnormal: < 36,5 C
• demam :> 37,2 C
• Hiperpireksia: > 41,2 C
• HIpotermia : < 35 C
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III FK UI)
Degenerasi jaringan tubuh                                   bakteri toksik
(gram -)
Pirogen -->Di jaringan/dalam darah-->Difagositosis leukosit  darah,makrofag jaringan--> limfosit pembuluh bergranula  besar-->mencerna hasil pemecahan bakteri & pelepasan IL(leukosit  pirogen/pirogen endogen)-->menginduksi pembentukan prostaglandin  E2/zat yang mirip-->meninggikan set point pada-->termostat  hipotalamus--demam
((Sumber:Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 11.Guyton & Hall.Hal 937-948))
• Demam karena pirogen eksogen normal atau tidak?
Ketika terserang infeksi, tubuh berusaha membasmi infeksi itu dengan  mengerahkan sistem imun. Sel darah putih dan semua perangkatnya bekerja  keras menghancurkan penyebab infeksi, membentuk antibodi untuk  menetralkan musuh, serta membentuk demam. Kehadiran demam akan membantu  membunuh virus, karena virus tidak tahan sobat tinggi. Sebaliknya, virus  akan tumbuh subur di sobat rendah.
Dunia kedokteran membuktikan, pada umumnya demam bukan kondisi yang  membahayakan serta mengancam keselamatan jiwa. Beberapa kepustakaan  kedokteran menulis, demam merupakan salah satu mekanisme pertahanan  tubuh untuk memerangi infeksi. Ia ibarat alarm yang memberitahukan bahwa  sesuatu tengah terjadi di dalam tubuh.
4. Tipe-tipe demam
Tipe Demam 
• Demam septic, sobat badan berangsur naik ke tingkat tinggi pada malam  hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering  di sertai keluhan menggil dna berkerngat. Bila demam turun ke sobat  normal di sebut demam heptik.
• Demam remiten, Demam dengan sobat badan yang dapat turun setiap hari  namun tidak mencapai sobat normal. Perbedaan sobat sekitar 2 oC.
• Demam intermiten, sobat badan turun ke tingkat normal selama beberapa  jam daolam satu hari. Bila demam ini terjadi setiap 2 hari sekali di  sebut Tertiana. Bila terjadi 2 hari bebas diikuti 2 hari demam di sebut  Kuartana.
• Demam kontinyu, Terjadi variasi sobat sepanjang hari tidak lebih dari  1oC. Pada demam yang terus menerus meninggi tiap hari di sebut  hiperpireksia.
• Demam siklik, Terjadi kenaikan sobat selama beberapa hari yang diikuti  periode bebas demam selama bebrapa hari kemudian diikuti kenaiakan  sobat seperti semua.
( Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III Edisi IV )
• Kesimpulan pasien demam tipe sepsis dan remiten
5. Mengapa 7 hari demam sebabnya apa?
• Kemungkinan penyebabnya tifoid
• Kurang dari 7 hari
 Pada demam yang disebabkan oleh virus influenza yang disertai dengan  atau tanpa batuk pilek umumnya, akan dialami selama 1-2 hari dengan  sobat yang tidak terlalu tinggi, hangat-hangat saja atau biasa disebut  ‘greges-greges‘. Umumnya penyakit karena virus bisa sembuh sendiri  dengan dibantu minum banyak, makan dan istirahat cukup. Kadang-kadang  tidak diperlukan obat (sembuh tanpa obat).
 Pada demam yang disebabkan oleh virus demam berdarah, suhunya turun  naik sepanjang hari, seperti pelana kuda, sehingga disebut saddle fever.  Demam bisa berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, dan pada fase  lanjut biasanya disertai manifestasi perdarahan di bawah kulit lengan,  perdarahan gusi, dan atau mimisan. Bila dibiarkan tanpa penanganan yang  tepat, demam ini bisa disertai syok karena kekurangan cairan di dalam  sel tubuh.
Contoh Pola Demam Berdarah
 Ada demam lagi yang perlu diwaspadai oleh masyarakat, karena tingkat  keparahannya dan angka kematiannya yang masih tinggi di masyarakat,  yaitu demam akibat flu burung. Pada demam ini, suhunya lebih dari 38  derajat Celcius secara menetap dan ada riwayat pernah kontak dengan  unggas sakit atau mati mendadak. Dalam waktu yang cukup cepat, biasanya  akan diikuti dengan gejala batuk, nyeri tenggorok, dan sesak napas,  kemudian meninggal dunia.
• Lebih dari 7 hari: 
 Demam thypoid atau tifus suhunya bisa lebih dari 38 derajat Celcius,  yang biasanya muncul pada sore dan malam hari. Demam ini berlangsung  lebih dari 3 hari bahkan lebih dari 7 hari, disertai sakit kepala,  penurunan nafsu makan, dan atau sembelit atau diare.
Kesimpulan : pasien demam tifoid demam 7 hari tipe demam remiten atau sepsis
S. typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering, yang bila  organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang, dan  sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infektif (Karsinah  et.al, 1994).
Kuman masuk melalui saluran pencernaan lewat makanan yang  terkontaminasi. Sebagian dimusnahkan dalam lambung, namun ada yang lolos  sampai usus, kemudian berkembang biak. Bila respon imunitas mukosa  (IgA) kurang baik, kuman dapat menembus sel epitel (terutama sel-M),  selanjutnya ke lamina propia. Di lamina propia kemudian berkembang biak  dan difagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup di makrofag  kemudian dibawa ke plaques peyeri kemudian ke kelenjar getah bening  mesenterika. Kemudian kuman masuk ke sirkulasi darah (menyebabkan  bakteremia pertama yang asimtomatik), kemudian menyebar ke seluruh organ  retikuloendotelial terutama hati dan limpa. Di organ ini kuman  menyebarkan meninggalkan sel fagosit kemudian berkembang biak di luar  sel atau ruang sinusoid selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi  mengakibatkan bakteremia kedua kalinya dengan disertai tanda-tanda dan  gejala penyakit infeksi sistemik
7. Mengapa merasa nyeri kepala dan pusing ?
Sakit kepala dalam kasus ini disebabkan oleh sekresi mediator inflamasi seperti TNFά 
yang berlebih akibat dari pengaktifan makrofag oleh pirogen eksogen - selanjutnya 
akan membentuk prostaglandin - mempengaruhi pusat simpatis pada hipotalamus 
posterior – vasokontriksi pembuluh darah pada lapisan otak – sakit kepala. 
Selain itu juga karena anemia yang menyebabkan anoksia jaringan sehingga transport 
oksigen ke otak menurun.
8. Mengapa keadaan umumnya pucat dan gelisah ?
Bisa jadi karena mual dan muntahanoreksiakurang pasokan nutrisi jadi badan lemah
Bisa juga gelisah karena adanya hepatomegali jd penderita merasa tdak nyaman di perutnya 
Demam tifoid
Definisi :
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi dengan masa tunas 6-14 hari.
Etiologi:
a) Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu  getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen  yaitu:
• antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)
• antigen H(flagella)
• antigen V1 dan protein membrane hialin.
b) Salmonella parathypi A
c) salmonella parathypi B
d) Salmonella parathypi C
e) Faces dan Urin dari penderita thypus (Rahmad Juwono, 1996).
Gejala dan Tanda:
• Demam > 7 hari, terutama pada malam hari, dan tidak spesifik
• Gangguan saluran pencernaan: nyeri perut, sembelit/diare, muntah
• Dapat ditemukan: lidah kotor, splenomegali, hepatomegali
• Gangguan kesadaran : iritabel-delirium, apati sampai semi-koma
• Bradikardi relatif, Rose-spots, epistaksis (jarang ditemukan)
• Laboratorium : titer Widal 1/200 atau lebih atau 1/320 pada  pemeriksaan ulangan dan klinis. Diagnosa pasti dengan kultur. Titer  aglutinin bisa tetap positip setelah beberapa minggu, bulan bahkan  tahun, walau penderita sudah sehat. Kadang leukositosis, kadang  leukopeni
Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang  dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku),  Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman  salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan  melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan  dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang  memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang  tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui  mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan  dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus  bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid  ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai  sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian  melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia,  kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh  endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan  bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid.  Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses  inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella  thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen  oleh leukosit pada jaringan yang meradang.
Penatalaksanaan :
• Bet rest total (tirah baring absolut) sampai minimal 7 hari bebas  panas atau selama 14 hari, lalu mobilisasi secara bertahap -> duduk  -> berdiri -> jalan pada 7 hari bebas panas
• Diet tetap makan nasi, tinggi kalori dan protein (rendah serat) ->  lihat Buku Ajar Penyakit Dalam jilid 1, edisi 3 cetakan ke 7, halaman  439, PAPDI, tahun 2004
• Medikamentosa: 
1. Antipiretik (Parasetamol setiap 4-6 jam)
2. Roborantia (Becom-C, dll)
3. Antibiotika:
o Kloramfenikol, Thiamfenikol : 4×500 mg, jika sampai 7 hari panas tidak turun (obat diganti)
o Amoksilin/ampisilin : 1 gr/6 jam selama fase demam. Bila demam turun -> 750 mg/6 jam sampai 7 hari bebas panas
o Kotrimoksasol : 2 X 960 mg Selama 14 hari atau sampai 7 hari bebas panas. Jika terjadi leukopeni (obat diganti)
o Golongan sefalospurin generasi III (mahal)
o Golongan quinolon (bila ada MDR)
Catatan:
Kortikosterroid: khusus untuk penderita yang sangat toksik (panas tinggi  tidak turun-turun, kesadaran menurun dan gelisah/sepsis):
• Hari ke 1: Kortison 3 X 100 mg im atau Prednison 3 X 10 mg oral
• Hari ke 2: Kortison 2 X 100 mg im atau Prednison 2 X 10 mg oral
• Hari ke 3: Kortison 3 X 50 mg im atau Prednison 3 X 5 mg oral
• Hari ke 4: Kortison 2 X 50 mg im atau Prednison 2 X 5 mg oral
• Hari ke 5: Kortison 1 X 50 mg im atau Prednison 1 X 5 mg oral
Pada Anak :
• Klorampenikol : 50-100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari  bebas panas / minimal 14 hari. Pada bayi < 2 minggu : 25 mg/kg  BB/hari dalam 4 dosis. Bila dalam 4 hari panas tidak turun obat dapat  diganti dengan antibiotika lain (lihat di bawah)
• Kotrimoksasol : 8-20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas panas / minimal 10 hari
• Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Kloramfenikol diterapi  dengan Ampisilin 100 mg/ kg BB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis
• Bila dengan upaya-upaya tersebut panas tidak turun juga, rujuk ke RSUD
medicastore.com › Kategori Penyakit › Infeksi & Penyakit Menular
Demam tifoid
a.    Anamnesis.
-    Demam lamanya lebih dari 1 minggu, sifatnya sore dan malam hari lebih tinggi daripada pagi dan siang hari.
-    Gangguan kesadaran : lamanya, sifatnya (apatis sampai somnolen) mengigau, halusinasi, dll.
-    Gangguan saluran cerna : mulut bau, perut kembung atau tegang dan  nyeri pada perabaan, konstipasi atau diare, tinja berdarah dengan atau  tanpa lendir atau tinja berwarna hitam, anoreksia, muntah.
-    Gejala lain : kejang, sesak nafas.
-    Pengobatan yang telah diberikan, jenis dan lamanya.
b.    Pemeriksaan fisik.
-    Demam, kesadaran menurun, mulut bau, bibir kering dan pecah-pecah  (rhagaden), lidah kotor (coated tongue) dengan ujung dan tepi kemerahan  dan tremor, perut kembung, pembesaran hati dan limpa yang nyeri pada  perabaan.
-    Tanda komplikasi di dalam saluran cerna :
•    Perdarahan usus : tinja berdarah (melena).
•    Perforasi usus : pekak hati hilang dengan atau tanpa tanda-tanda peritonitis, bising usus hilang.
•    Peritonitis : nyeri perut hebat, dinding perut tegang dan nyeri tekan, bising usus melemah/hilang.
-    Tanda komplikasi di luar saluran cerna :
•    Meningitis, kolesistitis, hepatitis, ensefalopati, Bronkhopneumonia, dehidrasi dan asidosis.
medicine.uii.ac.id/index.php/Artikel/Demam-Tifoid.html 
 
 
 
 
 
 


